Minggu, 08 Oktober 2017

Pengertian Dan Contoh Soal MEAN,MEDIAN,MODUS


Mean

Mean adalah sebuah rata-rata dari data yang diperoleh berupa angka. Mean adalah  Jumlah nilai-nilai yang dibagi dengan jumlah individu.

Contoh Soal:
Ada tiga orang berpenghasilan dalam satu harinya masing-masing sebesar 40 ribu,75 ribu,dan 35 ribu.

Jawab:
Rata-rata penghasilan = (40+75+35) : 3 = 150 : 3 = 50
Maka sudah bisa dipastikan jika dijadikan satu, rata-rata penghasilan mereka dalam satu hari adalah 50 ribu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mencari nilai M dapat dilakukan dengan cara berikut: M = ∑X : N
Dalam menghitung Mean, dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: Rata-rata Hitung Rata-rata Ukur Rata-rata Harmonis.

Median

Median adalah nilai yang letaknya di tengah dari data yang telah diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar. Jika banyak data ganjil maka Me adalah data yang terletak tepat yang ditengah setelah diurutkan · Jika banyak data genap maka Me adalah ratarata dari dua data yang terletak di tengah setelah diurutkan.

Contoh Soal:
Hitunglah median dari nilai ujian matematika kelas 3 SMK berikut ini:
8,4,5,6,7,6,7,7,2,9,10

Jawab:
- Data: 8,4,5,6,7,6,7,7,2,9,10
- Diurutkan: 2,4,5,6,6,7,7,7,8,9,10
- (n) =11
- Letak Me =6
- Jadi median=7 (angka yang terletak pada urutan ke-6).


Modus

Modus adalah angka/data yang paling sering muncul atau yang memiliki frekuensi terbanyak.
Contoh Soal:
Sekumpulan data : 2, 3, 4, 4, 5
(Maka modusnya adalah 4 muncul 2 kali).

Sekumpulan data : 3, 3, 3, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 9
(Maka modusnya adalah 3 dan 5 masing-masing muncul 3 kali).

Sekumpulan data : 3, 4, 5, 6, 7
(Maka modusnya tidak ada).



Selasa, 30 Mei 2017

Pengertian Surat Lamaran Dan Riwayat Hidup

Pengertian Surat Lamaran Dan Riwayat Hidup

Surat Lamaran adalah surat yang dibuat oleh seseorang untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan, kantor atau instansi tertentu. Secara garis besar surat lamaran kerja terbagi menjadi dua macam yaitu surat lamaran kerja berdasarkan iklan dan surat lamaran kerja berdasarkan inisiatif sendiri. surat lamaran kerja termasuk kedalam golongan surat resmi atau dinas sehingga dalam penulisannya terdapat aspek-aspek tertentu yang harus di perhatikan.


Cara membuat surat lamaran kerja yang baik dan benar

1. Gunakan bahasa yang baik dan benar.
pergunakan bahasa yang formal karena surat lamaran kerja termasuk surat resmi jangan menggunakan bahasa yang tidak patut dalam pembuatan surat resmi.
2. Tulislah kalimat yang singkat padat dan jelas.
jangan bertele-tele dalam menulis surat lamaran karena surat lamaran bisa menampilkan jati diri seseorang serta sebuah instansi atau perusahaan tidak menyukai surat lamaran yang bertele-tele.
3. Tulislah secara manual menggunakan tangan.
penulisan surat lamaran kerja secara manual lebih disukai perusahaan karena melalui tulisan tangan bisa dinilai bagaimana pribadi seseorang.
4. Perhatikan kebersihan surat lamaran kerja.
jangan sampai ada coretan atau bekas penghapus dalam surat lamaran kerja, jika salah menulis lebih baik tulis ulang di kertas baru, jangan menggunakan stipo untuk menghapus.
5. Isi secara jelas data diri dan informasi yang informasi tentang diri anda, serta lampirkan dokumen-dokumen pendukung seperti daftar riwayat hidup,fotocopy identitas diri serta dokumen-dokumen lain yang menjadi persyaratan.
6. Jika anda mempunyai sertifikat pendukung yang bisa menambah nilai plus untuk diri anda jangan ragu untuk melampirkannya.
 

Bagian-bagian dalam surat lamaran kerja

1.Tempat dan tanggal pembuatan surat lamaran.
2. Hal atau perihal.
3. Lampiran berkas.
4. Alamat yang di tuju.
5. Salam pembuka.
6. Isi surat yang bisa di bagi menjadi empat bagian yaitu ; paragraf pembuka, isi surat, daftar lampiran dan paragraf penutup.
7. Salam penutup.
8. Nama terang pelamar dan tanda tangan.
 
Sumber :
http://www.kopi-ireng.com/2014/06/pengertian-surat-lamaran-kerja-beserta.html

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).

Syarat Kalimat Efektif

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.

sumber gambar: hubpages.com

1. Sesuai EYD

Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.

2. Sistematis

Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.

3. Tidak Boros dan Bertele-tele

Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami ciri-ciri suatu kalimat dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5 ciri-ciri sehingga suatu kalimat dapat kita katakan efektif.

1. Kesepadanan Struktur

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini.

a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni subjek dan predikat.

b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.

Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya menjadi perluasan dari subjek.

Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)

d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.

Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)

2. Kehematan Kata

Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)
Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak tersebut.
Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.

Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut prinsip kesepadanan struktur.

3. Kesejajaran Bentuk

Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan mengolahnya. (efektif)

4. Ketegasan Makna

Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

5. Kelogisan Kalimat

Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)


Sumber :
http://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/


Pengertian Diksi

Pengertian Diksi

Diksi merupakan salah satu istilah yang digunakan dalam dunia sastra. Istilah diksi merujuk kepada berbagai macam makna kata atau pun kalimat yang ada di dalam karya sastra. Penggunaan diksi biasanya dilakukan untuk membuat karya sastra menjadi lebih menarik, lebih mudah difahami, dan juga lebih sesuai dengan apa yang ingin digambarkan oleh si pengarang karya sastra.

Definisi dan Pengertian Diksi

Secara singkat, diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, pengertian diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang diharapkan).
Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
  • Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  • Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  • Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis atau pun terucap).
  • Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.
Macam – macam Diksi
  1. Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya : mati (ekspresi pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus)
  1. Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda. Contoh kata antonim adalah besar dan kecil.
  1. Polisemi
Poisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala yang dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian yang terletak di sebelah atas atau pun depan.
  1. Homograf
Homograf merupakan kata – kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda.
  1. Homofon
Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda.
  1. Homonim
Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan bnyinya berbeda. Contoh Asep (nama orang) dan asep (asap).
  1. Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya. Contohnya kata Salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.
  1. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada kata sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.

Sumber :
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-diksi-fungsi-diksi-dan-macam-macam-diksi/

Penggunaan Huruf Kapital Dan Huruf Miring Yang Benar

Penggunaan Huruf Kapital Dan Huruf Miring Yang Benar

A.    Pemakaian Huruf Kapital
1.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Misalnya:
Kemana dia pergi?
Rumah itu hancur diterjang banjir.
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada petikan/kutipan langsung.
Misalnya:
Apa yang kamu bawa?” tanya Ayah.
Eni berkata, ”Beristirahatlah dulu di sini!”
3.      Huruf kapital ditempatkan sebagai huruf pertama pada ungkapan yang berhubungan dengan nama tuhan dan kitab suci.
Misalnya:
Allah                                      Islam
Yang Mahakuasa                 Kristen
Yang Maha Esa                    Weda
4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada gelar (kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim                               Presiden Soekarno
Sultan Ageng Tirtayasa                  Profesor Yoyo Mulyana
Nabi Muhammad                            Gubernur Joko Widodo
Jenderal Timur Pradopo                Laksamana Husein
Huruf kapital tidak digunakan pada gelar (kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Tahun ini dia akan pergi haji
Dia anak seorang jenderal
5.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang .
Misalnya:
Wage Rudolf Supratman                          
Taufik Ismail                                               
Susilo Bambang Yudhoyono  
 
6.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bahasa, semua unsur nama negara, dan lembaga pemerintahan serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
bangsa Melayu                     Republik Indonesia
suku Batak                            Majelis Permusyawaratan Rakyat
bahasa Sunda                       Keputusan Presiden Republik Indonesia ...
7.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan Januari                        hari Natal
bulan Muharam                   tahun Hijriah
hari Jumat                             Proklamasi  Kemerdekaan Indonesia
hari raya Idul Fitri               Perang Uhud
 
8.      Huruf  kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara                      Jakarta
Serang                                    Terusan Suez
Gunung Semeru                  Danau Toba
B.     Pemakaian Huruf Miring
1.      Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Pendapatnya dituliskan dalam surat kabar Kompas hari Minggu kemarin.
buku Negarakertagama karangan parapanca
2.      Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Buatlah dua buah aktif kalimat dengan kata memakai!
Cara meramu obat ini tidak sembarangan karena butuh ketelitian dan kesabaran.
3.      Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis adalah Gracinia Mangostana.
Sumber :
http://saefulmaruf.blogspot.co.id/2013/04/penggunaan-huruf-kapital-dan-huruf.html

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Ilmiah

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Ilmiah

Format laporan ilmiah
Ada berbagai macam format penulisan .Namun perbedaan di antara format format yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan hasilnya.
2. Langkah – langkah medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang kembali.
Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian . Pada umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :
Bagian awal
1. halaman judul
2. Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3. Halamn kata pengantar atau prakata
4. Daftar isi
5. Daftar tabel (jika ada)
6. Daftar gambar (jika ada)
7. Daftar lampiran (jika ada)
Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Ruang lingkup
5. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
2. Kerangak teori
3. Kerangka konsep
4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
• Jenis penelitian
• Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
• Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
• Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
• Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
• Lokasi dan waktu penelitian
• Teknik pengumplan data.
• Instrumen penelitian yang digunakan
• Pengolahan dan Analisis data
Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran;
• Instrumen penelitian
• Berbagai data sekunder yang diperlukan
• Anggaran penelitian
• Jadwal penelitian 

Sumber :
http://damarkanggoro.blogspot.co.id/2011/02/langkah-langkah-membuat-laporan-ilmiah.html


Pengertian Laporan Ilmiah

Pengertian Laporan Ilmiah

Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah:
1.   Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2.   Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3.  Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5.   Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.

Bagian-Bagian Laporan ilmiah

Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1.   Bagian Pendahuluan, terdiri atas:
a.   Judul
b.   Kata Pengantar
c.   Daftar Isi
2.   Bagian Isi, terdiri atas:
a.   Pendahuluan
b.   Bahan dan Metode
c.   Hasil Kegiatan
d.   Pembahasan
3.   Bagian Penutup, terdiri atas:
a.   Daftar Pustaka
    b.   Lampiran

Sumber :
http://pintubelajarcerdas.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-laporan-ilmiah-hal-hal-yang.html

Pemilihan Judul

Pemilihan Judul

a. Judul Ditetapkan Setelah Peneliti Mengetahui Permasalahan Pokok Objek yang Akan Diteliti
Setiap objek yang akan diteliti diperlukan pengungkapan secara garis besar dan visual atas kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang ada. Misalnya, kita ingin meneliti “motivasi perpindahan penduduk di desa A dan desa B”. Antara desa A dan desa B mempunyai lokasi yang saling berdekatan, tetapi motivasi perpindahannya saling berbeda. Penduduk desa A banyak yang pindah karena faktor ekonomi, yakni sulit memperoleh mata pencaharian, sedangkan desa B perpindahan penduduknya disebabkan oleh faktor politik, misalnya mereka merasa tertekan apabila tinggal di desa tersebut. Setelah garis besar permasalahan tersebut diketahui, baru kemudian ditentukan judul penelitian, misalnya “Studi Perbandingan Motivasi Perpindahan Penduduk Antara Desa A dan Desa B”.

b. Judul Penelitian Mencerminkan Keseluruhan Isi Penulisan
Dari judul penelitian, kita dapat memperkirakan apa kegiatan dan isi penulisan yang dibuat seorang peneliti. Misalnya dengan judul “Studi Perbandingan Motivasi Perpindahan Penduduk Antara Desa A dan Desa B”, kita dapat menebak bahwa peneliti akan lebih menitikberatkan kegiatan penelitiannya pada motivasi perpindahan penduduk, sedangkan isi penulisan akan mengarah kepada perbandingan motivasi perpindahan penduduk Antara desa A dan desa B.

c. Judul Harus Menggunakan Kalimat Singkat dan Jelas
Setiap judul penelitian harus menggunakan kalimat singkat dan jelas. Judul yang terlalu panjang atau bertele-tele dapat membingungkan pembaca.
 
Sumber :
http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/01/syarat-pemilihan-judul-penelitian.html

Cara Membatasi Sebuah Topik

Cara Membatasi Sebuah Topik

Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.

Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal:
1.Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
2.Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

Sumber :
http://iqbalardie76.blogspot.co.id/2011/11/cara-membatasi-topik.html

Pemilihan Topik

Pemilihan Topik

Dalam menulis suatu karya tulis, pemilihan topik sangatlah penting dan dapat menentukan hasil dari karya tulis tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan syarat-syarat dalam pemilihan topik-topik yang baik. Berikut ini beberapa syarat yang harus diperhatikan penulis dalam pemilihan topik suatu karya tulis :
1. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.
2. Topik harus diketahui/dipahami penulis.
Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? , metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi acuan.
3. Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinyadalam kepustakaan.  Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
4. Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
5. Jangan terlalu “Luas”.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik. Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang dalam berbagai hal berikut ini :
1. Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.

Sumber :
https://azizturn.wordpress.com/2009/11/14/pemilihan-topik/

Pengertian Dan Jenis Kutipan

Pengertian Dan Jenis Kutipan

Pengertian:
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Tujuan:
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.
Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi

Sumber :
https://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/

Senin, 29 Mei 2017

Definisi Kerangka Karangan

Andrew Icksan

Ahmad Nasher
UNIVERSITAS GUNADARMA

Definisi Kerangka Karangan

Definisi Kerangka Karangan : Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

Manfaat Kerangka Karangan :
Manfaat kerangka karangan
1. Untuk menyusun karangan secara teratur.
2. Mempermudah pembahasan tulisan.
3. Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
4. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
5. Memudahkan penulis mencari materi tambahan
6. Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
7. Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya. Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.

Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik
Syarat kerangka karangan yang baik :
1. Pengungkapan maksudnya harus jelas.
2. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.

CONTOH :
JUDUL : KARANGAN DAN KERANGKA KARANGAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir, Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Mengingat hal ini sangatlah penting untuk di bahas, maka penulis mengambil judul dalam makalah ini adalah ” Karangan dan Kerangka Karangan ” yang akan dibahas dalam bab selanjutnya


1.2 TUJUAN PENULISAN
Kami membuat makalah ini bertujuan untuk :
A. Mengetahui tentang Karangan dan Kerangka Karangan.
B. Mengetahui jenis-jenis Karangan

1.3 MANFAAT PENULISAN
Kami membuat makalah ini agar bermanfaat untuk :
A. Bisa membuat sabuah Karangan dengan baik dan benar
B. Supaya penyimak ataupun pembaca bisa mengerti isi dari Makalah ini
C. Untuk menyusun karangan secara teratur
D. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
E. Memudahkan penulis mencari materi pembant

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KARANGAN
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Karangan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
A.Non ilmiah
Yaitu, karangan yang tidak terikat pada karangan baku.
contoh: anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
B.Semi ilmiah
Yaitu, Karangan yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah.
contoh: artikel, editorial, opini, feuture, reportase.
C.Ilmiah
Yaitu, Karangan yang memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
karangan ilmiah juga termasuk karya tulis yang penyusunannya dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Isi kajian pada lingkup ilmu pengetahuan dan merupakan pembahasan suatu hasil penelitian.

Syarat-syarat karya tulis ilmiah meliputi :
- APIK (Asli, Penting, Ilmiah, Konsisten)
- bentuk/jenis karya tulis jelas
- lengkap
- pengesahan jelas
contoh: makalah, laporan, skripsi dan tesis.

2.2 Jenis Karangan
Ada Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
a. Deskripsi
karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan, sehingga pembaca seolah-olah melihat,mendengar dan merasakan hal tersebut.
b. Narasi
Secara sederhana Narasi di kenal sebagai cerita, pada Narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu, ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisikan fakta atau fiksi.
c. Eksposisi
Karangan ini berisikan uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat di lengkapi dengan grafik, gambar ataupun statistik.
Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi dengan tujuan memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang di kembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi.
Eksposisi merupakan sebuah penjelasan karangan yang menyajikan sebuah pengetahuan atau informasi. Tujuannya pembaca mendapatkan pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya.
d. Argumentasi
karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data (fakta) sebagai alasan atau bukti. Adanya unsur opini dan data juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.

e. Persuasi
karangan ini bertujuan agar mempengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu. Dalam persuasi, pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai yang d anjurkan penulis dalam karangannya.

2.3 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis – garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis serta penyusunannya secara sistematis dari pikiran utama dan pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan. Dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstuktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topic atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama untuk penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulisan tidak bingung dalam melanjutkan penulisannya. Kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail, dan digarap (dikerjakan) dengan cermat.
Secara singkat dapat dikatakan kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.

2.4 Penyususnan Kerangka Karangan
Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahap yang harus di jalani, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan dan menulis kerangka karangan itu sendiri. Adapun langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tema
2. Mengumpulkan bahan
3. Menyeleksi bahan
4. Membuat kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.

3.2 SARAN

Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.

Hasil kerangka karangan dari wacana di atas :

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Manfaat penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian karangan
2.2 Jenis karangan
2.3 Pengertian kerangka karangan
2.4 Penyusunan kerangka karangan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran


Batasan Alinea

Andrew Icksan

Ahmad Nasher
UNIVERSITAS GUNADARMA

Batasan Alinea

BATASAN PARAGRAF
      Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat
     Bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubung-hubunan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran
SYARAT PARAGRAF
     Kesatuan bentuk/ kohesi
     Kesatuan makna/ Kepaduan/Koherensi
Struktur paragraf
Paragraf diawali dengan sebuah kalimat yg disebut KALIMAT TOPIK. Dalam kalimat topik kita temukan IDE POKOK paragraf. Kalimat topik yang masih umum diperjelas dengan kalimat-kalimat yang disebut KALIMAT PENJELAS.

KALIMAT TOPIK
  1. Dari kalimat topik kita ketahui GAGASAN POKOK atau IDE POKOK.
  2. Kalimat topik memuat dua hal penting : TOPIK dan IDE PENGONTROL.
Perhatikan contoh berikut
          Cinta sejati memerlukan pengorbanan
          Cinta sejati memerlukan perhatian dan perawatan
          Cinta sejati memerlukan kepercayaan.
          Ingin Sukses harus banyak belajar

Remaja Indonesia memiliki resiko tinggi terjangkit paru kronis akibat rokok. Resiko tersebut disebabkan murahnya harga rokok di Indonesia. Sebagai perbandingan di Indonesia harga satu bungkus rokok 6 ribu rupiah sedangkan di singapura mencapai SGD 11 ( sekitar 60 ribu rupiah ). Rokok sangat terjangkau para remaja yang notabena belum bekerja. Lebih lanjut hasil riset menemukan bahwa di Indonesia berkembang pola merokok pada remaja dan kaum wanita. Lebih buruk lagi, tren merokok di kalangan remaja terus meningkat. Menurut Antonio, remaja yang sudah merokok sejak dini mempercepat resiko terserang penyakit paru kronis.

ket.
yang dicetak tebal adalah topik
yang dicetak miring adalah ide pengontrol
yang ditik biasa adalah kalimat penjelas

Jenis paragraf
      Jenis-jenis paragraf Berdasarkan letak gagasan utamanya, berupa: deduktif, Induktif, campuran, dan naratif.
       Berdasarkan pola umum pengembangannya paragraf berupa: sebab-akibat, analogi, pertentangan, perbandingan, contoh-contoh, definisi, klasifikasi,
      Berdasarkan bentuk atau sifat isinya berupa: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1. Paragraf persuasif
      Jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
2. Paragraf argumentatif
      Jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
3. Paragraf naratif
      Jika isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
4. Paragraf deskriptif
      Jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu denan bahasa.
5. Paragraf Ekspositoris
   Jika isi paragraf memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.

      Menurut fungsinya dalam karangan berupa: Paragraf pembuka, Paragraf pengembang, dan Paragraf penutup
1. Paragraf pembuka
Isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Fungsi paragraf pembuka:
ü  Menghantar pokok pembicaraan
ü  Menarikminat dan perhatian pembaca
ü  Menyiapkan/menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan
Beberapa bentuk untuk menulis paragraf pembuka:
ü  Kutipan, peribahasa, anekdot
ü  Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan
ü  Suatu tantangan atas pendapat/pernyataan seseorang
ü  Uraian tentang pengalaman pribadi
ü  Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
ü  Sebuah pertanyaan
2. Paragraf pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebenarnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
Paragraf pengembang dalam karangan bisa difungsikan untuk:
ü  Mengemukakan inti persoalan
ü  Memberi ilustrasi atau contoh
ü  Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
ü  Meringkas paragraf sebelumnya
ü  Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
3. Paragraf penutup
   Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (bab, subbab) atau simpulan seluruh karangan.
Penyajian paragraf penutup harus memperhatikan:
ü  Tidak boleh terlalu panjang
ü  Berisi simpulan sementara atau simpulan akhir
ü  Hendaknya dapat menimbulkan kesan mendalam bagi pembaca

Paragraf dapat dikembangkan dengan cara sbb.: 

1. Cara Pertentangan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

2. Cara Perbandingan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi,sedangkan, dan sementara itu.



3. Cara Analogi
Adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan. Analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.

4. Cara Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dll, adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangan paragraf dengan contoh.

5. Cara Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, dari segi penyebab maupun akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.

6. Cara Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah jika ada sesuatu yang didefinisikan dengan kata benda, yaitu digunakan saat mendefinisikan kata sifat/kerja.
Ialah digunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, merupakan digunakan untuk mendefinisikan pengertian rupa/ wujud.


Sumber :
http://fajarhidayat376.blogspot.co.id/2012/01/paragraf-alenia.html