Maka sudah
bisa dipastikan jika dijadikan satu, rata-rata penghasilan mereka dalam satu
hari adalah 50 ribu.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mencari nilai M dapat dilakukan dengan cara berikut: M
= ∑X : N
Dalam
menghitung Mean, dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: Rata-rata
Hitung Rata-rata Ukur Rata-rata Harmonis.
Median
Median adalah
nilai yang letaknya di tengah dari data yang telah diurutkan dari nilai
terkecil sampai terbesar. Jika banyak data ganjil maka Me adalah data yang
terletak tepat yang ditengah setelah diurutkan · Jika banyak data genap
maka Me adalah ratarata dari dua data yang terletak di tengah setelah
diurutkan.
Contoh
Soal:
Hitunglah median dari nilai ujian matematika kelas 3 SMK
berikut ini:
8,4,5,6,7,6,7,7,2,9,10
Jawab:
- Data: 8,4,5,6,7,6,7,7,2,9,10
- Diurutkan: 2,4,5,6,6,7,7,7,8,9,10
- (n) =11
- Letak Me =6
- Jadi median=7 (angka yang terletak pada
urutan ke-6).
Modus
Modus adalah
angka/data yang paling sering muncul atau yang memiliki frekuensi terbanyak.
Contoh Soal:
Sekumpulan data : 2,
3, 4, 4, 5
(Maka modusnya adalah
4 muncul 2 kali).
Sekumpulan data : 3,
3, 3, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 9
(Maka modusnya adalah
3 dan 5 masing-masing muncul 3 kali).
Surat Lamaran adalah surat yang dibuat oleh seseorang untuk melamar pekerjaan di suatu
perusahaan, kantor atau instansi tertentu. Secara garis besar surat
lamaran kerja terbagi menjadi dua macam yaitu
surat lamaran kerja berdasarkan iklan dan surat lamaran kerja
berdasarkan inisiatif sendiri. surat lamaran kerja termasuk kedalam
golongan surat resmi atau dinas sehingga dalam penulisannya terdapat
aspek-aspek tertentu yang harus di perhatikan.
Cara membuat surat lamaran kerja yang baik dan benar
1. Gunakan bahasa yang baik dan benar.
pergunakan bahasa yang formal karena surat lamaran kerja termasuk surat
resmi jangan menggunakan bahasa yang tidak patut dalam pembuatan surat
resmi.
2. Tulislah kalimat yang singkat padat dan jelas.
jangan bertele-tele dalam menulis surat lamaran karena surat lamaran
bisa menampilkan jati diri seseorang serta sebuah instansi atau
perusahaan tidak menyukai surat lamaran yang bertele-tele.
3. Tulislah secara manual menggunakan tangan.
penulisan surat lamaran kerja secara manual lebih disukai perusahaan karena melalui tulisan tangan bisa dinilai bagaimana pribadi seseorang.
4. Perhatikan kebersihan surat lamaran kerja.
jangan sampai ada coretan atau bekas penghapus dalam surat lamaran
kerja, jika salah menulis lebih baik tulis ulang di kertas baru, jangan
menggunakan stipo untuk menghapus.
5. Isi secara jelas data diri dan informasi yang informasi tentang diri anda, serta lampirkan dokumen-dokumen pendukung seperti daftar riwayat hidup,fotocopy identitas diri serta dokumen-dokumen lain yang menjadi persyaratan.
6. Jika anda mempunyai sertifikat pendukung yang bisa menambah nilai plus untuk diri anda jangan ragu untuk melampirkannya.
Bagian-bagian dalam surat lamaran kerja
1.Tempat dan tanggal pembuatan surat lamaran.
2. Hal atau perihal.
3. Lampiran berkas. 4. Alamat yang di tuju. 5. Salam pembuka. 6. Isi surat yang bisa di bagi menjadi empat bagian yaitu ; paragraf pembuka, isi surat, daftar lampiran dan paragraf penutup. 7. Salam penutup. 8. Nama terang pelamar dan tanda tangan.
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti
kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita
berbicara tentang kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).
Syarat Kalimat Efektif
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.
sumber gambar: hubpages.com
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca
yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata
yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek
dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga
keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat
yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan,
subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.
3. Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak
menghambur-hamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan
kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang
membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat
penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata
yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak
akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada
kesan ambigu.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami
ciri-ciri suatu kalimat dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5
ciri-ciri sehingga suatu kalimat dapat kita katakan efektif.
1. Kesepadanan Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan
penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada
beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini.
a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni subjek dan predikat.
b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya menjadi perluasan dari subjek.
Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)
d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
2. Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak
bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama
di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat
kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata
jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari
hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan
sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)
Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada
jumlah jamak, sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang
lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal
jamak tersebut.
Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.
Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti yang sama. Namun, kata masuk lebih
tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang merupakan kata
kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut prinsip kesepadanan struktur.
3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang
ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya,
kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada
sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan mengolahnya. (efektif)
4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang
peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi,
dalam beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di
awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat
langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat
seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan,
ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut
kelogisan kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk
menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat
dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat
dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
Sumber :
http://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/
Diksi merupakan salah satu istilah yang
digunakan dalam dunia sastra. Istilah diksi merujuk kepada berbagai
macam makna kata atau pun kalimat yang ada di dalam karya sastra.
Penggunaan diksi biasanya dilakukan untuk membuat karya sastra menjadi
lebih menarik, lebih mudah difahami, dan juga lebih sesuai dengan apa
yang ingin digambarkan oleh si pengarang karya sastra.
Definisi dan Pengertian Diksi
Secara singkat, diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, pengertian diksi
adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang
diharapkan).
Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi
lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis atau pun terucap).
Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.
Macam – macam Diksi
Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang
memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim biasanya dimaksudkan
untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai
dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya : mati (ekspresi
pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih
halus)
Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda. Contoh kata antonim adalah besar dan kecil.
Polisemi
Poisemi merupakan frasa kata yang
memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala yang dapat bermakna bagian
tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian yang
terletak di sebelah atas atau pun depan.
Homograf
Homograf merupakan kata – kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda.
Homofon
Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda.
Homonim
Homonim merupakan kata – kata yang
memiliki ejaan yang sama namun makna dan bnyinya berbeda. Contoh Asep
(nama orang) dan asep (asap).
Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya
telah tercakup di dalam kata lainnya. Contohnya kata Salmon yang telah
termasuk ke dalam makna kata ikan.
Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah
mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada kata sempurna yang telah
mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.
Sumber :
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-diksi-fungsi-diksi-dan-macam-macam-diksi/
Penggunaan Huruf Kapital Dan Huruf Miring Yang Benar
A.Pemakaian
Huruf Kapital
1.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf
pertama pada awal kalimat.
Misalnya:
Kemana dia pergi?
Rumah itu hancur diterjang banjir.
2.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada
petikan/kutipan langsung.
Misalnya:
”Apa yang kamu bawa?” tanya Ayah.
Eni berkata, ”Beristirahatlah dulu di sini!”
3.Huruf kapital ditempatkan sebagai huruf pertama pada
ungkapan yang berhubungan dengan nama tuhan dan kitab suci.
Misalnya:
Allah Islam
Yang Mahakuasa Kristen
Yang Maha Esa Weda
4.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada gelar
(kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang
diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim Presiden Soekarno
Sultan Ageng Tirtayasa Profesor Yoyo Mulyana
Nabi Muhammad Gubernur Joko Widodo
Jenderal Timur Pradopo Laksamana Husein
Huruf kapital tidak digunakan pada gelar (kehormatan,
keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Tahun ini dia
akan pergi haji
Dia anak
seorang jenderal
5.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama orang .
Misalnya:
Wage Rudolf Supratman
Taufik Ismail
Susilo Bambang Yudhoyono
6.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bahasa, semua unsur nama negara, dan lembaga pemerintahan serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
bangsa Melayu Republik Indonesia
suku Batak Majelis Permusyawaratan Rakyat
bahasa Sunda Keputusan Presiden Republik Indonesia ...
7.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada nama
hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan Januari hari
Natal
bulan Muharam tahun
Hijriah
hari Jumat Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
hari raya Idul Fitri Perang Uhud
8.Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara Jakarta
Serang Terusan Suez
Gunung Semeru Danau Toba
B.Pemakaian
Huruf Miring
1.Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Pendapatnya
dituliskan dalam surat kabar Kompas hari
Minggu kemarin.
buku Negarakertagama karangan parapanca
2.Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan kata, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Buatlah dua
buah aktif kalimat dengan kata memakai!
Cara meramu
obat ini tidak sembarangan karena
butuh ketelitian dan kesabaran.
3.Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan kata
ilmiah atau ungkapan asing kecuali
yang sudah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah
buah manggis adalah Gracinia Mangostana.
Format laporan ilmiah
Ada berbagai macam format penulisan .Namun perbedaan di antara format
format yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan hasilnya.
2. Langkah – langkah medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang kembali.
Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu
penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian . Pada
umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan
penelitian sebagai berikut :
Bagian awal
1. halaman judul
2. Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3. Halamn kata pengantar atau prakata
4. Daftar isi
5. Daftar tabel (jika ada)
6. Daftar gambar (jika ada)
7. Daftar lampiran (jika ada)
Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Ruang lingkup
5. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
2. Kerangak teori
3. Kerangka konsep
4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
• Jenis penelitian
• Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
• Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
• Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang
digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud
dalam penelitian itu.
• Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
• Lokasi dan waktu penelitian
• Teknik pengumplan data.
• Instrumen penelitian yang digunakan
• Pengolahan dan Analisis data
Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran;
• Instrumen penelitian
• Berbagai data sekunder yang diperlukan
• Anggaran penelitian
• Jadwal penelitian
Sumber :
http://damarkanggoro.blogspot.co.id/2011/02/langkah-langkah-membuat-laporan-ilmiah.html
Laporan
ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data
setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau
membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah:
1.Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2.Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3.Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4.Laporan
ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan
masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil
temuan, serta implikasinya.
5.Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
Bagian-BagianLaporan ilmiah
Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline)
yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca
laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian,
yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1.Bagian Pendahuluan, terdiri atas:
a.Judul
b.Kata Pengantar
c.Daftar Isi
2.Bagian Isi, terdiri atas:
a.Pendahuluan
b.Bahan dan Metode
c.Hasil Kegiatan
d.Pembahasan
3.Bagian Penutup, terdiri atas:
a.Daftar Pustaka
b.Lampiran
Sumber : http://pintubelajarcerdas.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-laporan-ilmiah-hal-hal-yang.html
a. Judul Ditetapkan Setelah Peneliti Mengetahui Permasalahan Pokok Objek yang Akan Diteliti
Setiap
objek yang akan diteliti diperlukan pengungkapan secara garis besar dan
visual atas kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang ada. Misalnya,
kita ingin meneliti “motivasi perpindahan penduduk di desa A dan desa
B”. Antara desa A dan desa B mempunyai lokasi yang saling berdekatan,
tetapi motivasi perpindahannya saling berbeda. Penduduk desa A banyak
yang pindah karena faktor ekonomi, yakni sulit memperoleh mata
pencaharian, sedangkan desa B perpindahan penduduknya disebabkan oleh
faktor politik, misalnya mereka merasa tertekan apabila tinggal di desa
tersebut. Setelah garis besar permasalahan tersebut diketahui, baru
kemudian ditentukan judul penelitian, misalnya “Studi Perbandingan
Motivasi Perpindahan Penduduk Antara Desa A dan Desa B”.
b. Judul Penelitian Mencerminkan Keseluruhan Isi Penulisan
Dari
judul penelitian, kita dapat memperkirakan apa kegiatan dan isi
penulisan yang dibuat seorang peneliti. Misalnya dengan judul “Studi
Perbandingan Motivasi Perpindahan Penduduk Antara Desa A dan Desa B”,
kita dapat menebak bahwa peneliti akan lebih menitikberatkan kegiatan
penelitiannya pada motivasi perpindahan penduduk, sedangkan isi
penulisan akan mengarah kepada perbandingan motivasi perpindahan
penduduk Antara desa A dan desa B.
c. Judul Harus Menggunakan Kalimat Singkat dan Jelas
Setiap
judul penelitian harus menggunakan kalimat singkat dan jelas. Judul
yang terlalu panjang atau bertele-tele dapat membingungkan pembaca.
MembatasiTopik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal:
1.Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
2.Pembatasan dan penyempitan topik akan
memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif
mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah
memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan
sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah
rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
Sumber :
http://iqbalardie76.blogspot.co.id/2011/11/cara-membatasi-topik.html
Dalam menulis suatu karya tulis,
pemilihan topik sangatlah penting dan dapat menentukan hasil dari karya
tulis tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan syarat-syarat dalam
pemilihan topik-topik yang baik. Berikut ini beberapa syarat yang harus
diperhatikan penulis dalam pemilihan topik suatu karya tulis :
1. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan
memotivasi pengarang atau penulis secara terus-menerus mencari data-data
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan
didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya,
jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi penulis akan
menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan
berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan
digunakan untuk memecahkan masalah.
2. Topik harus diketahui/dipahami penulis.
Penulis hendaklah mengerti serta
mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data
yang digunakan berasal dari mana? , metode analisis yang digunakan, dan
referensi apa saja yang akan menjadi acuan.
3. Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
Bagi penulis pemula, topik yang terlalu
baru kemungkinan belum ada referensinyadalam kepustakaan. Topik yang
terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar
menguasai bahan penulisannya. Begitu juga topik yang kontroversial akan
menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
4. Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat.
Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
5. Jangan terlalu “Luas”.
Penulis harus membatasi topik yang akan
ditulis. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang
dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisan bisa
fokus dan tepat sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah
pembatasan topik. Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu
penulis atau pengarang dalam berbagai hal berikut ini :
1. Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
Sumber :
https://azizturn.wordpress.com/2009/11/14/pemilihan-topik/
Pengertian:
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui
maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan.
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.
Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa
diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya.
Tujuan:
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis,
dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan
argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang
waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya
oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan
Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau
ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang
artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak
bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita
menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf
miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari
pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan
terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus
digunakan huruf siku [ ….. ].
b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang
kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita
buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan
sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan
perut ) seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi
Sumber :
https://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/
Definisi
Kerangka Karangan : Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan
merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis,
jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk
mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik
atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting,
terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak
bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Manfaat Kerangka Karangan :
Manfaat kerangka karangan
1. Untuk menyusun karangan secara teratur.
2. Mempermudah pembahasan tulisan.
3. Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
4. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
5. Memudahkan penulis mencari materi tambahan
6. Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
7. Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun
tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka
karangannya. Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan.
Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan
dipertimbangkan secara menyeluruh.
Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik
Syarat kerangka karangan yang baik :
1. Pengungkapan maksudnya harus jelas.
2. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
CONTOH :
JUDUL : KARANGAN DAN KERANGKA KARANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan
aktivitas berpikir, Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis
menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan,
kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang
dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan
adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan
menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan
berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping
dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek
terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa
tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik,
setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis,
yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan
pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau
isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan
gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis
besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian
ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan
kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar
tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan
tulisannya.
Mengingat hal ini sangatlah penting untuk di bahas, maka penulis
mengambil judul dalam makalah ini adalah ” Karangan dan Kerangka
Karangan ” yang akan dibahas dalam bab selanjutnya
1.2 TUJUAN PENULISAN
Kami membuat makalah ini bertujuan untuk :
A. Mengetahui tentang Karangan dan Kerangka Karangan.
B. Mengetahui jenis-jenis Karangan
1.3 MANFAAT PENULISAN
Kami membuat makalah ini agar bermanfaat untuk :
A. Bisa membuat sabuah Karangan dengan baik dan benar
B. Supaya penyimak ataupun pembaca bisa mengerti isi dari Makalah ini
C. Untuk menyusun karangan secara teratur
D. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
E. Memudahkan penulis mencari materi pembant
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KARANGAN
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Karangan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
A.Non ilmiah
Yaitu, karangan yang tidak terikat pada karangan baku.
contoh: anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
B.Semi ilmiah
Yaitu, Karangan yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah.
contoh: artikel, editorial, opini, feuture, reportase.
C.Ilmiah
Yaitu, Karangan yang memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
karangan ilmiah juga termasuk karya tulis yang penyusunannya dan
penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Isi
kajian pada lingkup ilmu pengetahuan dan merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian.
Syarat-syarat karya tulis ilmiah meliputi :
- APIK (Asli, Penting, Ilmiah, Konsisten)
- bentuk/jenis karya tulis jelas
- lengkap
- pengesahan jelas
contoh: makalah, laporan, skripsi dan tesis.
2.2 Jenis Karangan
Ada Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
a. Deskripsi
karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan, sehingga
pembaca seolah-olah melihat,mendengar dan merasakan hal tersebut.
b. Narasi
Secara sederhana Narasi di kenal sebagai cerita, pada Narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu,
ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisikan
fakta atau fiksi.
c. Eksposisi
Karangan ini berisikan uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk
memperjelas uraian, dapat di lengkapi dengan grafik, gambar ataupun
statistik.
Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi dengan
tujuan memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca
bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang di kembangkan dalam
paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi.
Eksposisi merupakan sebuah penjelasan karangan yang menyajikan sebuah
pengetahuan atau informasi. Tujuannya pembaca mendapatkan pengetahuan
atau informasi yang sejelas-jelasnya.
d. Argumentasi
karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau
kesimpulan dengan data (fakta) sebagai alasan atau bukti. Adanya unsur
opini dan data juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
e. Persuasi
karangan ini bertujuan agar mempengaruhi pembaca untuk melakukan
sesuatu. Dalam persuasi, pengarang mengharapkan adanya sikap motorik
berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai yang d anjurkan
penulis dalam karangannya.
2.3 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis –
garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis serta
penyusunannya secara sistematis dari pikiran utama dan pikiran penjelas
yang akan menjadi pokok tulisan. Dan merupakan rangkaian ide-ide yang
disusun secara sistematis, logis, jelas, terstuktur, dan teratur.
Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah
dan tidak keluar dari topic atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka
karangan ini sangat penting, terutama untuk penulis pemula, agar tulisan
tidak kaku dan penulisan tidak bingung dalam melanjutkan penulisannya.
Kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan
pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka
karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta
memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari
gagasan-gagasan tambahan. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan
sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail, dan digarap
(dikerjakan) dengan cermat.
Secara singkat dapat dikatakan kerangka karangan adalah suatu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
digarap.
2.4 Penyususnan Kerangka Karangan
Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahap yang harus di
jalani, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan
dan menulis kerangka karangan itu sendiri. Adapun langkah-langkah
penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tema
2. Mengumpulkan bahan
3. Menyeleksi bahan
4. Membuat kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah
penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang
dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi
penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam
melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin
membuat suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur maka sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita
membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
3.2 SARAN
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan
agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas,
terstruktur dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang
berkualitas.
Hasil kerangka karangan dari wacana di atas :
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian karangan
2.2 Jenis karangan
2.3 Pengertian kerangka karangan
2.4 Penyusunan kerangka karangan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
•Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat
•Bagian
karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubung-hubunan
secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran
SYARAT PARAGRAF
•Kesatuan bentuk/ kohesi
•Kesatuan makna/ Kepaduan/Koherensi
Struktur paragraf
Paragraf diawali dengan sebuah kalimat yg disebut KALIMAT TOPIK. Dalam kalimat topik kita temukan IDE POKOK paragraf. Kalimat topik yang masih umum diperjelas dengan kalimat-kalimat yang disebut KALIMAT PENJELAS.
KALIMAT TOPIK
Dari kalimat topik kita ketahui GAGASAN POKOK atau IDE POKOK.
Kalimat topik memuat dua hal penting : TOPIK dan IDE PENGONTROL.
Perhatikan contoh berikut
•Cinta sejati memerlukan pengorbanan
•Cinta sejati memerlukan perhatian dan perawatan
•Cinta sejati memerlukan kepercayaan.
•Ingin Sukses harus banyak belajar
Remaja Indonesiamemiliki resiko tinggi terjangkit paru kronis akibat rokok. Resiko tersebut disebabkan murahnya harga rokok di Indonesia. Sebagai perbandingan di Indonesia
harga satu bungkus rokok 6 ribu rupiah sedangkan di singapura mencapai
SGD 11 ( sekitar 60 ribu rupiah ). Rokok sangat terjangkau para remaja
yang notabena belum bekerja. Lebih lanjut hasil riset menemukan bahwa di
Indonesia berkembang pola merokok pada remaja dan kaum wanita. Lebih
buruk lagi, tren merokok di kalangan remaja terus meningkat. Menurut
Antonio, remaja yang sudah merokok sejak dini mempercepat resiko
terserang penyakit paru kronis.
ket.
yang dicetak tebal adalah topik
yang dicetak miring adalah ide pengontrol
yang ditik biasa adalah kalimat penjelas
Jenis paragraf
•Jenis-jenis paragraf Berdasarkan letak gagasan utamanya, berupa: deduktif, Induktif, campuran, dan naratif.
• Berdasarkan
pola umum pengembangannya paragraf berupa: sebab-akibat, analogi,
pertentangan, perbandingan, contoh-contoh, definisi, klasifikasi,
•Berdasarkan bentuk atau sifat isinya berupa: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1. Paragraf persuasif
Jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
2. Paragraf argumentatif
Jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
3. Paragraf naratif
Jika isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
4. Paragraf deskriptif
Jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu denan bahasa.
5. Paragraf Ekspositoris
Jika isi paragraf memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
•Menurut fungsinya dalam karangan berupa: Paragraf pembuka, Paragraf pengembang, dan Paragraf penutup
1. Paragraf pembuka
Isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Fungsi paragraf pembuka:
üMenghantar pokok pembicaraan
üMenarikminat dan perhatian pembaca
üMenyiapkan/menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan
Beberapa bentuk untuk menulis paragraf pembuka:
üKutipan, peribahasa, anekdot
üUraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan
üSuatu tantangan atas pendapat/pernyataan seseorang
üUraian tentang pengalaman pribadi
üUraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
üSebuah pertanyaan
2. Paragraf pengembang
Paragraf
ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebenarnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
Paragraf pengembang dalam karangan bisa difungsikan untuk:
üMengemukakan inti persoalan
üMemberi ilustrasi atau contoh
üMenjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
üMeringkas paragraf sebelumnya
üMempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (bab, subbab) atau simpulan seluruh karangan.
Penyajian paragraf penutup harus memperhatikan:
üTidak boleh terlalu panjang
üBerisi simpulan sementara atau simpulan akhir
üHendaknya dapat menimbulkan kesan mendalam bagi pembaca
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara sbb.:
1. Cara Pertentangan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan,
bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari.
2. Cara Perbandingan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti serupa dengan, seperti
halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi,sedangkan, dan sementara itu.
3. Cara Analogi
Adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki kesamaan. Analogi dilakukan dengan bantuan kiasan.
Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
4. Cara Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dll, adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangan paragraf dengan contoh. 5. Cara Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika
menerangkan suatu kejadian, dari segi penyebab maupun akibat. Ungkapan
yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
6. Cara Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam
mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah jika ada
sesuatu yang didefinisikan dengan kata benda, yaitu digunakan saat
mendefinisikan kata sifat/kerja.
Ialah digunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, merupakan digunakan untuk mendefinisikan pengertian rupa/ wujud.
Sumber : http://fajarhidayat376.blogspot.co.id/2012/01/paragraf-alenia.html